Linux
Untuk sekadar memahami nama Linux saja, kita harus
mengetahui 5 hal. Pertama, Linux adalah nama untuk sebuah kernel. Sebenarnya,
Linux bukanlah nama sistem operasi. Namun, masyarakat umumnya menyebut ringkas
nama 'Linux' saja daripada menyebut GNU/Linux yang panjang. Nama Linux
digunakan untuk menyebut sistem operasi seperti Ubuntu, Fedora, RedHat,
openSUSE, dan sebagainya karena semua sistem operasi tersebut menggunakan
kernel Linux sebagai dasarnya.
Kedua, Linux dibuat di lingkungan para programer,
bukan pengguna biasa seperti kita. Jadi, agar kita mudah memahaminya, maka
berpikirlah seperti programer. Berpikirlah bahwa solusi itu banyak dan kita
bersedia mencari solusi dari setiap permasalahan. Sementara, lepaskan dulu
pikiran tentang Windows karena Linux sangat berbeda dengan Windows. Ini mudah
dan menyenangkan.
Ketiga, untuk dimengerti, kernel adalah inti dari
sistem operasi. Kernel inilah bagian paling penting dari sistem operasi. Kernel
ini yang mempersatukan semua hardware kita sehingga dapat dipakai menjalankan
aplikasi. Tanpa kernel, semua aplikasi tidak bisa berjalan. Windows, Ubuntu,
Mac OS X, Unix, Android, semuanya memiliki kernel. Salah satu nama kernel yang
paling populer di dunia adalah Linux. Dan inilah yang sedang kita pelajari.
Keempat, di dunia programer, di seluruh dunia ini,
pembuatan sistem operasi baru bisa terjadi kapan saja. Jadi, bukan hanya
Windows sistem operasi di dunia ini, melainkan ada banyak lainnya. Contohnya
Mac OS X, Debian, Ubuntu, FreeBSD, dan sebagainya. Dalam pembuatan sistem
operasi itu, programer bisa memilih untuk membuat kernel dari awal atau
menggunakan kernel yang sudah ada. Di dunia Linux, yang terjadi adalah pilihan
kedua. Kernel yang sudah ada itulah Linux yang diciptakan tahun 1991. Dengan
memakai kernel ini lalu menggabungkannya dengan bermacam aplikasi lalu
menjadikannya CD yang siap diinstal, jadilah sebuah sistem operasi. Sistem
operasi yang dibuat dari kernel Linux ini sangat banyak, contohnya Debian, Slackware,
Ubuntu, Android, Meego, dan lain-lain.
Linux bisa diunduh siapa saja dan dimodifikasi ulang
menjadi sistem operasi baru tanpa membayar. Inilah yang membedakannya dengan
kernel milik Windows, Mac OS X, Unix, dan sistem operasi komersial lainnya. Linux
sejak awal diciptakannya sudah dilepaskan sebagai software yang bisa dikopi
oleh siapa saja. Malah, semua orang didorong untuk ikut serta menyumbangkan
tenaga memperbaiki kernel Linux dari segala sisi. Sedangkan kernel milik sistem
operasi berbayar tidak demikian, karena kernel itu sudah dipaket jadi satu
dalam sistem operasinya dan dijual. Sehingga kernel itu tidak bisa dikopi oleh
orang di luar perusahaan yang bersangkutan.
Linux bisa dimodifikasi ulang karena selain
software-nya bisa diunduh gratis, ada tambahannya yaitu kode sumber. Kode
sumber (source code) ini adalah file teks berisi kode-kode pemrograman yang
merupakan bentuk asli Linux. Dengan memiliki kode sumber, semua orang bisa
mengubah suatu software. Demikian pula kernel, karena kernel juga software.
Maka, semua programer bisa mengunduh kode sumber Linux lalu membuat sistem
operasi baru dengan memodifikasi kode-kode itu. Inilah beda sesungguhnya Linux
dengan kernel-nya sistem operasi lain yaitu ketersediaan kode sumber.
Kelima, Linux digunakan secara luas, jauh lebih luas
daripada Windows kita, karena kelebihan-kelebihannya. Linux bisa berjalan mulai
dari mesin Raspberry Pi yang sekecil kartu KTP sampai superkomputer yang
besarnya setinggi tembok rumah kita dengan memakan listrik setara satu
kelurahan. Selainnya, Linux bisa berjalan di hape, smartphone, tablet PC, PC,
laptop, server, mainframe, dan robot. Itulah jangkauan pemakaian Linux di
seluruh dunia.
Keenam, Linux sebagai sistem operasi. Masyarakat
umum menyebut sistem operasi Ubuntu dan semisalnya sebagai 'Linux' saja. Hal
ini tentu benar dan wajar, karena secara bahasa, nama 'Linux' telah bergeser
makna dari hanya kernel menjadi sistem operasi utuh. Ketika kita bicara dalam
konteks kernel, maka nama Linux bermakna kernel. Ketika bicara mengenai distro
seperti Ubuntu, maka nama Linux bermakna sistem operasi.
Linux sebagai sistem operasi tentunya memiliki
kelebihan tertentu. Jika kita sudah menggunakan Android, maka apa yang kita
rasa kelebihan dari Android itu juga kelebihan Linux karena Android dibuat dari
Linux. Sama juga dengan Ubuntu dan distro lain beserta Linux yang digunakan di
perangkat raksasa semacam wireframe dan superkomputer. Kelebihan Linux yang sudah
masyhur adalah gratis, bebas dimodifikasi, stabil, aman, dan memiliki komunitas
yang besar.
Gnu linux
Memahami GNU sama dengan memahami Linux. GNU dan
Linux tidak bisa dipisahkan. Mustahil Linux bisa sepopuler sekarang tanpa GNU.
Memahami GNU bersama memahami Linux akan meningkatkan wawasan kita tentang
sistem operasi. Bagaimana caranya? Sama seperti memahami Linux, berpikirlah
seperti programer bahwa solusi itu banyak dan kita bersedia mencari solusi
untuk setiap permasalahan.
GNU berarti GNU is Not Unix. Penamaan berulang tanpa
akhir seperti ini biasa digunakan di kalangan programer. Cara penamaan ini
diambil dari fungsi rekursif dalam pemrograman yang mampu memanggil dirinya
sendiri berulang kali. Dari namanya saja sudah menyentuh pemrograman. Maka
untuk memahami GNU kita perlu sedikit "cita rasa" programer.
GNU adalah proyek pembuatan sistem operasi dengan
harapan menjadi sistem operasi yang bebas dan gratis tetapi tetap bisa
menjalankan program dari sistem operasi Unix. Unix adalah sistem operasi yang
paling populer ketika itu, dan saat itu Windows kita belum ada. Masa pengerjaan
proyek GNU ini hampir sama dengan pengerjaan kernel Linux. Singkat cerita, GNU
telah sempurna dikerjakan dan telah menjadi sistem operasi baru kecuali bagian
kernelnya. Bagian kernel GNU yang direncanakan bernama Hurd ternyata belum
selesai pada saat itu. Kita semua tahu, tanpa kernel, sistem operasi tidak bisa
bekerja. Pada saat yang bersamaan, tepatnya tahun 1991, kernel Linux telah
selesai dibuat dan dirilis ke seluruh dunia. Untungnya, perizinan GNU dengan
Linux sama-sama bebas dimodifikasi ulang. Akhirnya digabungkanlah GNU dengan
kernel Linux dan jadilah satu sistem operasi yang utuh. Namanya adalah
GNU/Linux. Maka itu GNU dan Linux tidak terpisahkan.
Nama Linux Ubuntu semestinya GNU/Linux Ubuntu.
Begitu juga Slackware, openSUSE, dan lain-lain. Hanya saja, memang lebih mudah
menyebutnya Linux Ubuntu. Karena ketika bicara mengenai kernel, maka istilah
Linux bermakna kernel. Ketika bicara sistem operasi, maka Linux bermakna
GNU/Linux sebagai sistem operasi yang lengkap. Ini hanya masalah penamaan
sehingga bukan masalah.
Kita bisa menemukan bagian-bagian dari GNU ketika
menggunakan Linux kita. Terminal di Ubuntu yang nama aslinya bash (Bourne Again
Shell) itu adalah bagian dari GNU. Begitu pula perintah-perintah di dalamnya
seperti ls, cp, mkdir, rm, pwd, dan lain-lain. Kita bisa melihat buktinya
dengan mengetik perintah man cp lalu lihat bagian paling akhir dari manual yang
tampil dan akan terlihat bahwa perintah cp tersebut berasal dari GNU. Begitu
pula perintah lain.
Free software
Free software adalah istilah untuk setiap aplikasi
yang memiliki lisensi GNU General Public License. Artinya, Free Software selalu
memiliki sifat bebas digunakan, bebas dipelajari, dan bebas dimodifikasi. Semua
Free Software bebas untuk disebarluaskan bahkan tanpa meminta izin kepada
pembuatnya. Kebebasan ini diraih dengan membuka kode sumber (source code)
supaya bisa dilihat orang lain. Meskipun demikian, free software tidak sama
dengan open source dan sangat berbeda dengan freeware.
Free software sudah pasti open source (kode sumber
dibuka) tetapi open source belum tentu free software. Free software lahir jauh
sebelum adanya Open Source dengan sifat-sifat yang sama dengan Open Source.
Hanya saja, Open Source lahir ke dunia melalui Open Source Initiative dengan
pemikiran yang lebih ke arah komersial. Contoh penerapan komersial untuk Open
Source adalah sistem operasi Red Hat Enterprise Linux dari PT Red Hat.
Sebagaimana Open Source lahir dari Open Source
Initiative, Free Software lahir dari Free Software Foundation. Sama seperti
Open Source, Free Software lahir di kalangan programer yang berkemampuan
tinggi. Jadi, semua kebijakan Free Software sangatlah ketat mengikuti harapan
programer untuk bisa saling memperbaiki kode satu sama lainnya. Berawal dari
pemikiran software itu asalnya dari kode sumber dan algoritma, dan algoritma
itu sama seperti rumus matematika yang notabene tidak dijual, maka Free
Software senantiasa menghasilkan software-software yang gratis. Dasar
pemikirannya adalah software tidak untuk dijual, tetapi digunakan agar
bermanfaat bagi umat manusia.
Berbeda dengan pemikiran saat kita memakai Windows,
di dunia Free Software, semangat yang ada adalah untuk berbagi dengan orang
lain. Bukan berbagi dalam arti menyalin software secara ilegal, bukan itu.
Namun berbagi secara legal bahkan sampai membentuk suatu sistem yang namanya
Free Software Foundation untuk melestarikan kebiasaan saling berbagi software
demi memudahkan kehidupan orang lain. Dari semangat legal dan saling berbagi
inilah Free Software lahir. Dan sangat sulit memahami Free Software tanpa
memiliki semangat seperti ini.
Contoh sistem operasi yang termasuk Free Software
adalah Debian. Contoh aplikasi yang termasuk Free Software adalah GCC (GNU C
Compiler), GIMP, Blender, LibreOffice, VLC Media Player, Totem Media Player,
dan lain-lain.
Akan sangat banyak aplikasi yang menyandang gelar
Free Software sekaligus Open Source secara bersamaan sehingga disebut free and
open source software (FOSS). Oleh karenanya, aplikasi Mozilla Firefox,
LibreOffice, dan lain-lain termasuk ke dalam keluarga FOSS.
Open source
Open source adalah segala software yang dibuat
dengan perizinan bebas untuk disalin kembali sekaligus boleh dimodifikasi
sendiri. Open source adalah perizinan atau lisensi. Namun istilah open source
sudah bergeser pemakaiannya dari menyebut perizinan menjadi sebutan untuk
software yang memiliki perizinan seperti itu. Contoh software yang open source
adalah Mozilla Firefox, Apache, MySQL, LibreOffice, Inkscape, Mediawiki,
Wordpress, dan lain-lain banyak sekali. Memahami open source sama seperti
memahami Linux atau GNU. Kita harus berpikir layaknya programer yakni solusi
itu banyak dan kita bersedia mencari solusi untuk setiap permasalahan.
Pertama, open source sebagai nama perizinan. Terdiri
dari kata open dan kata source dalam Bahasa Inggris. Artinya, buka sumber.
Programer yang berbahasa Inggris kerap menyebut kode sumber (source code)
sebagai 'source' saja. Ini sama dengan kita yang sering menyebut sepeda motor
sebagai 'motor' saja. Setiap aplikasi yang perizinannya open source, biasanya
membolehkan pengguna untuk mengubah program dari kodenya (bukan sekadar
registri atau pengaturan belaka). Sebagian besarnya pula, karena open source,
gratis untuk diunduh dan tidak ada registrasi serial number apa pun. Inilah dua
ciri khas open source yang patut diketahui.
Kedua, open source sebagai aplikasi, yang
menjadikannya istilah yang paling banyak digunakan. Kita menyebut Mozilla
Firefox itu open source menjadi benar karena memang ia memiliki perizinan open
source. Karena open source ini, aplikasi tersebut pasti dikembangkan oleh
banyak orang dari seluruh dunia. Siapa saja bisa bergabung untuk ikut
mengembangkannya. Bayangkan saja kalau membuat suatu produk kerajinan tangan
dengan dibantu pengrajin dari berbagai negara, dan selesai. Seperti itulah yang
terjadi di kalangan open source setiap harinya.
Ketiga, open source untuk menghemat devisa negara.
Karena gratisnya dan kelebihannya itu, open source dapat membantu berkurangnya
devisa negara kita yang dipakai untuk membeli aplikasi berbayar yang harganya
biasanya lebih dari 1 juta rupiah per unit. Sedangkan jumlah komputer di
pemerintahan negara kita mencapai ratusan bahkan ribuan, sehingga lebih bijak
kiranya beralih ke open source. Kita mulai dari diri kita sendiri, agar dana
yang sebelumnya untuk aplikasi mahal, menjadi yang lebih bermanfaat semisal
untuk dana sekolah anak-anak yatim atau anak-anak putus sekolah. Ini jelas
suatu kebijakan yang patut didukung. Karena kalau tidak, akan banyak dana kita
yang lari ke negara kapitalis. Semoga pemerintah negara kita dapat segera
merealisasikannya dan semoga kita sendiri berkenan melakukannya.
Penertian kernel
Kernel adalah inti dari sistem operasi. Ia adalah
sebuah program istimewa yang menerjemahkan perintah-perintah dari aplikasi Anda
ke hardware dan sebaliknya, menerjemahkan kode-kode hardware ke perintah yang
dimengerti oleh aplikasi Anda. Sehingga, Anda bisa mengetik di LibreOffice,
berselancar di Firefox, dan menggambar di Inkscape dengan melihat monitor.
Karena kernel-lah yang bolak-balik menerjemahkan perintah yang dikirim
berulang-ulang sehingga Anda memahaminya. Tentulah, kita tidak pernah melihat
wujud kernel sebagaimana melihat Microsoft Office atau Firefox. Ia tidak
terlihat, tetapi ia paling penting.
Istilah yang paling populer adalah 'jantung sistem
operasi' untuk menyebut kernel. Maka, semua sistem operasi memiliki kernel.
Entah itu Windows, Mac, Ubuntu, BSD, maupun lainnya. Tanpa kernel, tidak ada
aplikasi bisa berjalan. Tugas utama kernel adalah mengelola semua sumber daya
komputer (hardware) lalu mempersatukan kinerja semuanya. Yang selama ini kita
nikmati saat berkomputer ria adalah "hasil jerih payah" kernel.
Dalam pembahasan open source, kernel yang paling
populer adalah Linux. Ya, sebenarnya Linux bukan nama sistem operasi. Ia adalah
nama kernel. Namun seiring berkembangnya bahasa, akhirnya nama Linux dipakai
untuk sistem operasi juga. Contoh sistem operasi yang menggunakan Linux sebagai
kernel adalah Ubuntu, Fedora, Debian, openSUSE, Android, Tizen, Raspbian, dan
sebagainya. Contoh sistem operasi yang tidak menggunakan Linux adalah Windows,
MacOS X, dan FreeBSD.
Apa kerja kernel? Banyak sekali. Di antaranya
melakukan penjadwalan untuk setiap aplikasi yang berjalan kapan bisa mengakses
CPU untuk bisa "bergerak". Tanpa penjadwalan, hanya ada 1 aplikasi
yang bisa dijalankan dalam 1 waktu. Tentunya kita selama ini selalu menikmati
taskbar dengan banyak aplikasi berjalan bersamaan. Itu "hasil jerih
payah" kernel. Kerja lainnya adalah menghubungkan modem dengan aplikasi
berdasarkan driver-nya. Yang lainnya, menghubungkan VGA Anda dengan aplikasi
dan monitor juga berdasarkan driver-nya. Ringkasnya, hardware Anda tidak akan
bisa berjalan meski memiliki driver kalau tidak ada kernel. Akhirnya Anda bisa
menikmati touchpad, mouse, monitor, keyboard, dan lain-lain (dengan driver yang
tepat) karena "jerih payah kernel".
Kernel di seluruh dunia ini ada beberapa model.
Linux termasuk model kernel monolithic. Kernel monolithic bersifat modular.
Maka, Linux yang asalnya hanya sebatas kerja sebagai kernel, menjadi bisa
ditambah fungsinya dengan menginstal modul. Ini seperti Firefox yang bisa
diperluas fungsinya (tidak hanya browsing saja) dengan Addon atau Plugin.
Misalnya, sebelumnya kernel Linux versi 2.4 tidak mengenali modem. Dengan
menginstal modul khusus, kernel versi 2.4 ini menjadi bisa mengenali modem.
Sebaliknya, kalau dirasa tidak perlu, sejumlah modul bisa saja dihapus dari
kernel agar tidak memberatkan sistem. Keuntungannya, ukuran kernel bisa
diperkecil dan sangat fleksibel terhadap teknologi-teknologi baru. Itulah
makanya mengapa mulai dari perangkat smartphone yang kecil (Android) sampai
superkomputer yang besar menggunakan Linux.
Kernel Linux istimewa daripada kernel lainnya karena
sifat open source-nya. Kernel ini bisa diambil source code-nya, dilihat
kode-kodenya, dimodifikasi sendiri, dan dipasangkan pada hardware tertentu.
Meskipun pada awalnya tidak bisa, karena sifat open source inilah Linux menjadi
bisa dipasang di macam-macam hardware. Tergantung siapa yang mengubah menjadi
apa. Maka, muncul contoh seperti Raspberry Pi yang memiliki sistem operasi
Raspbian (kernel Linux), hape dan tablet masa kini dengan sistem operasi
Android (kernel Linux pula), dan komputer-komputer kita yang ber-OS Linux.
Diharapkan dengan penjelasan ini kernel bisa dimengerti.
Pengertian repository
Repositori adalah server berisikan semua aplikasi
yang tugasnya melayani semua pengguna Linux dalam hal instalasi aplikasi.
Singkatnya, instalasi aplikasi di Linux itu terpusat. Cukup tentukan repositori
mana yang mau digunakan, pilih nama aplikasi yang diinginkan, dan aplikasi akan
diinstal secara otomatis. Pengguna tidak perlu mengunjungi web ke sana kemari
untuk sejumlah aplikasi, cukup di satu tempat saja. Inilah konsep instalasi
program default di Linux yang membedakannya dengan Windows.
Prinsip instalasi model ini semisal dengan Android
Market dan Apple App Store yang mengizinkan pengguna untuk men-download atau
membeli aplikasi dan diinstal langsung dari server ke perangkat pengguna.
Praktis dan sangat mudah. Bedanya, seluruh aplikasi di repositori adalah
gratis. Kecuali beberapa jenis repositori khusus yang memang didedikasikan
untuk aplikasi berbayar.
Keunikan sistem repositori Linux ini adalah ia
didukung oleh sangat banyak lembaga resmi negara maupun swasta. Maksudnya,
banyak lembaga menyediakan server berisi aplikasi Linux komplet untuk melayani
pengguna Linux di seluruh Indonesia. Jadi, pengguna tidak perlu mengunduh
jauh-jauh dari luar negeri. Cukup dari server lokal saja (lebih cepat).
Contohnya yang resmi dari negara adalah FOSS-ID, Kambing Universitas Indonesia,
Mirror UGM, Mirror ITS, Bulus Universitas Negeri Malang, Kebo EEPIS-ITS, dan
banyak lagi lainnya. Contoh yang dari swasta adalah Buaya KLAS, Repositori
Soerya, dan banyak lagi di seluruh Indonesia. Satu server saja bisa berisi 1 TB
aplikasi karena menampung lebih dari 1 repositori dalam 1 server. Mengapa? Karena
setiap distro Linux memiliki repositorinya masing-masing. Bahkan, distro yang
sama dengan versi berbeda, memiliki repositori yang berbeda pula. Padahal 1
respositori saja bisa 20 GB, 30 GB, sampai 40 GB ukurannya. Namun ada banyak
sekali server-server repositori di Indonesia ini. Dan bagusnya, semuanya gratis
untuk diunduh. Jadi, sebenarnya ini merupakan sistem yang memanjakan
penggunanya. Kelemahan sistem ini adalah koneksi internet yang belum memadai di
Indonesia ini. Namun ini tetap suatu kemajuan yang bagus karena infrastruktur
yang diperlukan sudah ada dan solid. Tinggal 2 hal yaitu internetnya dan kita
yang mau atau tidak memanfaatkannya.
Pengertian repository dvd
Repositori aslinya sebutan untuk server saja. Namun,
karena keadaan Indonesia yang
koneksi internetnya seperti ini, sejumlah pengguna
Linux senior berinisiatif untuk menyiapkan sistem repositori baru. Yaitu DVD
Repositori. Seperti namanya, server repositori itu dikopikan isinya ke dalam
DVD sehingga bisa disebarluaskan kepada pengguna yang tidak memiliki internet.
Hal ini menjadi jembatan bagi kita yang kesulitan mengakses internet agar bisa
menginstal aplikasi-aplikasi yang kita inginkan.
Biasanya DVD Repositori ini bisa diperoleh dengan
mengganti biaya burning. Dan tentunya DVD Repositori disesuaikan dengan distro
dan versinya. Nantinya, DVD Repositori ini bisa diubah kembali menjadi server
repositori lokal dalam satu LAN di sekolah atau di rumah dengan beberapa
konfigurasi. Bahkan bisa dibuat di dalam komputer kita sendiri. tentunya kalau
ukuran harddisk kita cukup. Biasanya satu paket DVD Repositori berisikan lebih
dari 1 keping DVD.
Untuk memperoleh DVD Repositori ini, kita bisa
mencarinya di Google. Ada banyak toko di internet (milik orang Indonesia) yang
menjualnya. Sekali lagi, repositori dalam DVD ini membuktikan bahwa solusi itu
banyak.
Distro adalah sebutan untuk sistem operasi apa pun
yang dimodifikasi dari Linux atau yang dimodifikasi dari distro sebelumnya.
Nama Distro berasal dari distribution yang maknanya distribusi Linux. Distro
Linux ada banyak dan setiap distro dikembangkan oleh programer yang berbeda.
Distro Linux di seluruh dunia ada ratusan jumlahnya. Namun di sini Anda cukup
mengenal beberapa saja. Klik tombol di samping atau TAB di atas untuk membaca
penjelasan ringkasnya.
Debian adalah distro Linux yang merupakan pendahulu
dalam sistem pemaketan DEB. Maksudnya, distro-distro saat ini yang menggunakan
instalasi aplikasi menggunakan DEB adalah keturunan Debian baik langsung maupun
tidak. Jadi, Debian adalah induk dari Ubuntu, Knoppix, Mint, dan lain-lain.
Karena ada Debian-lah distro Linux bisa diklasifikasikan berdasarkan sistem
pemaketan aplikasinya.
Debian sangat populer sebagai distro yang stabil,
rilisnya jarang-jarang, karena prinsip "rilislah kalau sudah siap
betul". Sebagai perbandingan, Ubuntu rilis setiap 6 bulan sekali.
Sedangkan Debian tidak tentu, bisa 4 tahun sekali, 2 tahun sekali, dan
seterusnya. Jarangnya rilis ini karena pengembangan Debian banyak fokus pada
kestabilan sistem agar jangan sampai ada bug bercokol di dalamnya.
Debian banyak digunakan di server dan desktop.
Bahkan sudah ada versi Debian for Netbook.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar